Sunday, June 28, 2015

sejarah Kesultanan Malaka


Ketahui Kisah Kesultanan MalakaWisatawan mengunjungi Gereja St Paul Malacca yang didirikan pada 1521, dan dipakai untuk beribadah lebih dari 115 tahun. Kini, yang tersisa adalah puing-puing bangunan dan batu penutup kubur bekas pemakaman. Jenazah Santo Fransiskus Xaverius pernah dimakamkan di gereja ini. Simak perjalanan di George Town dan Melaka di majalah National Geographic Traveler Indonesia edisi Mei 2015. (Denty Piawai Nastitie)
Kesultanan Malaka didirikan melalui dua kali kekalahan dalam perang yang dialami oleh pendirinya Parameswara, ia merupakan pangeran dari kerajaan Hindu, Sriwijaya yang menikah dengan seorang putri dari Majapahit dan kemudian harus turut serta dalam perang saudara yang terjadi di kerajaan Majapahit setelah pemimpinnya, Hayam Wuruk meninggal dunia.
Parameswara yang kalah dalam perang,akhirnya melarikan diri ke daerah yang kita kenal sekarang sebagai Singapura dan mendirikan sebuah Kerajaan bernama Tumasik. Namun tak lama setelah berdiri,kerajaan ini diserang dan berhasil dikuasai oleh armada laut Majapahit. Untuk yang kedua kalinya Parameswara kalah dalam peperangan yang ia alami.
Melihat kerajaanya hancur begitu saja, akhirnya Parameswara memutuskan melarikan diri dan mencari daerah sebagai harapan baru untuk kedua kalinya. Setelah mencari-cari akhirnya Parameswara memutuskan untuk mendirikan sebuah kerajaan di daerah Semenanjung Malaya, kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kerajaan Malaka.
Dengan semangat baru Parameswara kemudian berupaya untuk mengembangkan kerajaanya dengan membangun sebuah pelabuhan sebagai pusat perdagangan mengingat lokasi Kerajaan Malaka berada di lokasi yang strategis. Dari pelabuhan inilah harapan untuk Malaka yang jaya muncul. Pedagang dari bangsa – bangsa hebat pada masa itu seperti Gujarat, Arab, Tiongkok dan sebagainya bermunculan di pelabuhan Malaka. Pembangunan pelabuhan inilah kemudian yang menjadi faktor utama kejayaan kerajaan Malaka.
Bermunculan pedagang – pedagang dari Arab dan Gujarat yang notabene sebagian besar beragama Islam menyebabkan perekonomian Kesultanan semakin baik dan agama Islam juga semakin kental di wilayah Kesultanan Malaka. Kuatnya pengaruh Islam di wilayah kesultanan juga menyebabkan Parameswara memeluk Islam,mengganti namanya menjadi Iskandar Syah dan kemudian menjadikan Malaka sebagai kesultanan kedua yang ada di Nusantara setelah Samudra Pasai.
Belajar dari kesalahan lamanya, Iskandar Syah kemudian berupaya untuk melindungi kerajaan barunya dengan cara meminta perlindungan dari bangsa besar lainya. Salah satu langkah yang ia ambil adalah, membina relasi dengan Tiongkok tatkala seorang  laksamana bernama Yin Ching mengunjungi Malaka tahun 1402. Salah seorang sultan di Malaka juga menikahi putri dari Tiongkok bernama Hang Li Po. Hubungan antara Tiongkok dan Malaka kemudian semakin erat dan menyebabkan Malaka mendapat perlindungan dari Tiongkok untuk menangkal serangan dari  bangsa lain.
Dalam eksistensinya yang hanya mencakup satu abad, Kesultanan Malaka mengalami pergantian pemimpin hingga empat kali setelah wafatnya sang pendiri, Iskandar Syah.
Tak lama setelah Iskandar Syah wafat, kepemimpinan Kesultanan Malaka dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Muhammad Iskandar Syah atau lebih dikenal sebagai Megat Iskandar Syah.Di masa pemerintahanya yang hanya sepuluh tahun ia berhasil memajukan Kesultanan Malaka di bidang pelayaran dan berhasil menguasai jalur perdagangan di kawasan Selat Malaka dengan taktik perkawinan politik. Muhammad Iskandar Syah bahkan berhasil menguasai Samudra Pasai dengan mudah.Dengan menikahi seorang putri Samudra Pasai,kerajaan Islam pertama di Nusantara itu pun akhirnya tunduk pada Malaka.
Setelah pemerintahan selama sepulutuh tahun atas Kesultanan Malaka,kekuasaan Megat Iskandar Syah kemudian diambil alih oleh Sultan Mudzafat Syah melalui sebuah pertikaian politik. Pada masa pemerintahannya  dari  1424 – 1458,Sultan Mudzafat Syah juga berhasil memperluas kekuasaan Kesultanan hingga ke Pahang, Indragiri, dan Kampar.
Wafatnya Mudzafat Syah, pemerintahan kemudian diambil alih oleh putranya Sultan Mansyur Syah Sultan yang berkuasa dari 1458 - 1477.Melihat kondisi Kesultanan Malaka yang sedang berjaya, Mudzafat Syah kemudian menaklukan Siam dengan alasan untuk menakhiri ancaman Siam dan memperluas wilayah Kesultanan Malaka.
Setelah Sultan Mansyur Syah meninggal dunia, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Alauddin Syah. Pada masa pemerintahannya dari 1477 - 1488, Malaka mulai mengalami kemunduran. Walaupun kondisi perekonomian masih cukup baik mengingat pelabuhan masih ramai dikunjungi pedagang dari berbagai bangsa,namun banyak daerah taklukan yang melepaskan diri. Perang dan pemberontakan berkecamuk di banyak kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Kesultanan Malaka.
Pada 1488, Alaudinn Syah wafat kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Sultan Mahmud Syah yang merupakan raja terakhir Kesultanan Malaka. Secara politik, kekuasaan Kesultanan Malaka hanya tinggal mencakup wilayah utama Semenanjung Malaka. Daerah-daerah lain telah memisahkan diri dan menjadi kerajaan-kerajaan yang berdiri sendiri. Dalam kondisi yang semakin lemah, tahun 1511 armada perang bangsa Portugis yang dipimpin oleh Alfonso d’Albuquerque akhirnya berhasil menguasai dan mengakhiri eksistensi Kesultanan Malaka.
Semenjak Kesultanan berkuasa, jalur perdagangan internasional yang melalui Selat Malaka semakin ramai.Pelabuhan yang dimiliki Kesultanan berhasil menjadi sebuahentrepot yang penting bagi berbagai bangsa dari seluruh dunia.Bersamaan dengan hal ini,kekuataan – kekuataan lama seperti Majapahit dan Samudra Pasai sedang dalam kondisi yang semakin lemah dan mengakibatkan tidak adanya persaingan yang berarti bagi Malaka.
Melihat keadaan yang menguntungkan ini kemudian Kesultanan membuat peraturan-peraturan sepihak seperti diberlakukanya bea cukai untuk setiap barang yang datang dari wilayah barat (luar negeri) sebesar 6% dan upeti untuk pedagang yang berasal dari wilayah Timur (dalam negeri). Sistem kerja yang terjadi pelabuhan juga diperbaiki dengan membuat peraturan tentang syarat-syarat kapal yang berlabuh, kewajiban melaporkan nama jabatan dan tanggung jawab bagi kapal-kapal yang sedang berlabuh, dan sebagainya.
Kalangan pejabat pun ikut andil dalam perdagangan dengan memiliki kapal dan awaknya sendiri. Kapal dan awak tersebut disewakan bagi para pedagang Malaka yang hendak berdagang ke luar negeri. Selain peraturan-peraturan tentang perdagangan, Kesultanan juga memberlakukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi dalam perdagangan dan diplomatik.
Untuk menjaga keberlangsungan perdagangan, Kesultanan perlu menjamin keamanan dan kestabilan. Wajarlah apabila kemudian Malaka melakukan ekpansi ke Klang, Selangor, Perak, Bernam, Mangong, Bruas, Kedah, Pulau Bintang dan Kepulauan Riau. Selain itu daearah – daerah yang berada d seberang Selat Malaka seperti Aru, Kampar, Siak, dan Indragiri juga menjadi sasaran ekpansi Malaka.Walaupun sempat memberikan perlawanan, daerah – daerah ini akhirnya tunduk atas supermasi Kesultanan Malaka.
(Haydr Suhardy,Kesultanan Melayu Melaka)

Motif Tersembunyi Dibalik Pembuatan Taj Mahal


Taj Mahal dibangun oleh Kaisar Shah Jahan untuk mendiang istrinya. Namun dalam drama yang ditulis Dilip Hiro, ada dugaan lain terkait kematian sang istri.

Motif Tersembunyi Dibalik Pembuatan Taj MahalSebelum masuk ke kompleks permakaman Shah Jahan dan Mumtaz Mahal, pengunjung berpotret di charbargh depan istana Taj Mahal. (Asteria Iskandar)
Bangunan itu didirikan oleh Kaisar Mughal Shah Jahan sebagai mausoleum untuk istri tercintanya, Mumtaz Mahal, yang meninggal dunia saat melahirkan.
Tetapi sebuah drama yang baru saja dipentaskan di India mengindikasikan bahwa ada motif lain di balik pembangunan Taj Mahal.
Mungkinkah gedung itu dibangun karena rasa bersalah?
"Konflik adalah pendorong dalam naskah saya," kata Dilip Hiro, seorang penulis dan pakar hubungan internasional berbasis di London, kepada BBC.
Dalam kisah Taj Mahal, Hiro mengeksplorasi "konflik pada pasangan yang cintanya terukir sebagai sebuah kisah populer."
"Sebagai orang India, saya terkesima oleh Taj. Kisah konvensional di belakangnya adalah cinta abadi Shah Jahan untuk Mumtaz. Secara sederhana, ini bukan drama tentang kecantikannya, drama ini adalah bagaimana meraih kekuasaan penuh sebagai kaisar."
Hiro pertama kali menulis naskah drama Taj Mahal dalam bahasa Inggris pada 1970-an dengan judul Tale of Taj.
Drama ini pertama kali dipentaskan untuk pertama kalinya dalam bahasa Urdu, sebuah bahasa yang digunakan rakyat India di masa pemerintahan Shah Jahan dan masih digunakan oleh banyak orang India saat ini.
Taj Mahal dibangun oleh kaisar Mughal Shah Jahan untuk istrinya Mumtaz Mahal Pecatur hebat
Mumtaz adalah istri ketiga dan istri yang paling disayang Shah Jahan sehingga kisah cinta mereka menjadi legenda.
Mumtaz digambarkan sebagai istri yang cantik dan setia dan rela memiliki banyak anak dengan suaminya. Ia meninggal saat melahirkan anak ke-14.
"Tapi ada sisi lain yang tidak banyak diketahui, ia bukan istri yang cantik dan setia sama sekali. Ia adalah pecatur yang sangat hebat, jauh lebih hebat dari Shah Jahan, dan dia ambisius serta kejam," kata sutradara M Sayeed Alam dari kelompok teater Delhi Pierrot's Troupe.
Para ahli sejarah setuju bahwa perempuan-perempuan kerajaan pada periode Mughal menerapkan otoritas politik yang signifikan.
Kejutan dari drama ini berpusat pada permainan catur dengan taruhan tinggi.
Mumtaz meninggal di pelukan suaminya Saat itu, Mumtaz yang sedang hamil tua menantang suaminya untuk mempertaruhkan takhtanya. Dan ketika sang kaisar kalah, ia pun naik takhta dan mewujudkan ambisinya yang kejam.
Sang kaisar menyadari bahwa ratunya harus dihentikan. Pertengkaran memperebutkan cap kerajaan berakhir dengan jatuhnya Mumtaz dari takhta dan meninggal saat melahirkan.
Namun apakah itu hanya sebuah kecelakaan atau apakah ia didorong?
Drama ini tidak memberikan jawaban pasti bagaimana Mumtaz tewas. Tetapi penonton pergi dengan membawa satu kecurigaan, bahwa mungkin Kaisar Shah Jahan berperan dalam kematiannya.
Jadi, apakah Taj Mahal benar monumen untuk cinta atau monumen untuk pembunuhan?
(BBC Indonesia)