Monday, February 3, 2014

revolusi fisik

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zaman revolusi fisik (1945-1950) merupakan suatu zaman yang paling cemerlang dalam sejarah Indonesia, hak-hak Indonesia akan kemerdekaan ditunjukkan oleh pengorbanan-pengorbanan yang luar biasa oleh bangsa Indonesia. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan suatu kisah sentral dalam sejarah Indonesia melainkan merupakan suatu unsur yang kuat di dalam persepsi bangsa Indonesia itu sendiri.  Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk suatu tatanan sosial yang lebih adil akhirnya membuahkan hasil pada masa-masa sesudah perang dunia II. Untuk pertama kalinya di dalam kehidupan kebanyakan rakyat Indonesia segala sesuatu yang serba paksaan yang berasal dari kekuasaan asing hilang secara tiba-tiba. Tradisi nasional yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia berjuang bahu-membahu selama revolusi hanya merupakan sedikit dasar sejarah (Ricklefs, 1991: 317).   

Kedaulatan dan persatuan bangsa masih harus terus diuji karena masih adanya ancaman dari luar negeri seperti dari Belanda yang mengandalkan tentara NICA. Begitu pula dari dalam negeri belum sepenuhnya stabil karena adanya ancaman keamanan dimana-mana. Mengenai orang-orang Indonesia yang mendukung revolusi, maka ditarik perbedaan-perbedaan antara kekuatan-kekuatan perjuangan bersenjata dan kekuatan-kekuatan diplomasi, antara mereka yang mendukung revolusi dan mereka yang menentangnya, antara generasi muda dan generasi tua, antara golongan kiri dan golongan kanan, antara kekuatan-kekuatan islam dan kekuatan-kekuatan sekuler, dan sebagainya. Hal ini merupakan suatu gambaran mengenai suatu masa ketika perpecahan-perpecahan yang menimpa bangsa Indonesia berbentuk beraneka ragam dan terus-menerus berubah. Baik pihak belanda maupun pihak revolusioner Indonesia menganggap revolusi Indonesia sebagai suatu zaman yg merupakan kelanjutan dari masa lampau.bagi Belanda tujuannya menghancurkan sebuah negara yang dipimpin oleh orang yang bekerjasama dengan jepang dan memulihkan suatu rezim kolonial yang menurut keyakinan mereka telah dibangun selama 350 tahun. Sedangkan, bagi para pemimpin revolusi Indonesia, tujuannya adalah melengkapi dan menyempurnakan proses penyatuan dan kebangkitan nasional yang telah dimulai empat dasawarsa sebelumnya.

 Sebenarnya inilah saat ketiga kalinya pihak belanda bermaksud menaklukkan Indonesia mereka kini akan mencoba untuk yang ketiga kalinya, dan masalah yang mereka hadapi ialah menaklukkan Nusantara sekaligus. Bagi bangsa Indonesia untuk pertama kalinya sejak abad XVI  mereka menguasai hampir seluruh wilayah nasional mereka dan lebih bersatu dari pada sebelumnnya dalam menghadapi belanda yang lebih kecil jumlahnya. Akan tetapi persatuan nasional yang bulat masih tetap jauh. Sistem perhubungan yang buruk, perpecahan internal, lemahnya kepimpinan pusat dan perbedaan kesukuan menandakan bahwa sebenarnya revolusi merupakan suatu kejadian yang terpotong potong.



BAB II
PEMBAHASAN

A.           Kondisi pemerintahan pada awal revolusi fisik

Dengan mulai tibanya pihak sekutu guna menerima penyerahan jepang maka muncul lah tantangan serius yang pertama terhadap revolusi. Pada awal tahun 1945 pihak sekutu telah memutuskan bahwa pasukan pasukan amerika akan memusatkan perhatian pada pulau pulau di jepang . dengan demikian tanggung jawab atas Indonesia akan di pindahkan dari komando pasifik barat daya Amerika kepada komando Asia tenggara Inggris dibawah pimpinan Lord louis mountbatten. Tentu saja belanda ingin sekali menduduki kembali Indonesia dan menghukum mereka yang bekerja sama dengan jepang.

Pemerintah pusat Republik Indonesia segera dibentuk di jakarta pada akhir agustus 1945. Pemerintah menyetujui konstitusi yang telah di rancang oleh panitia kemerdekaan indonesia sebelum menyerahnya jepang. Akan tetapi, pihhak angkatan laut jepang memperingatkan bahwa orang-orang indonesia yang beragama kristen di wilayahnya tidak akan menyetujui peranan istimewa islam, sehingga piagam jakarta dan syarat bahwa kepala negara haruslah seorang muslim tidak jadi di cantumkan. Soekarno diangkat sebagai presiden dan hatta sebagai wakil presiden, karena politikus yakin bahwa hanya merekalah yang dapat berurusan dengan pihak jepang.

Suatu struktur pemerintahan juga di tetapkan dengan mudah. Orang-orang indonesia yang menjabat sebagai penasihat pemerintahan (sanyo) dan wakil residen diangkat sebagai pejabat republik, sehingga pihak jepang dapat menyerahkan pemerintahan secara damai dan hati-hati kepada mereka tannpa melakukan pelanggaran yang begitu mencolok terhadap syarat-syarat penyerahan jepang kepada pihak sekutu.

B.    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Meskipun kemerdekaan Indonesia telah di proklamasikan, ternyata bangsa Indonesia masih mengalami berbagai macam rongrongan atau gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Pemerintah Belanda masih tetap ingin menguasai wilayah Indonesia. Namun, kali ini kedatangan pasukan Belanda ke wilayah Indonesia bersama-sama dengan pasukan Sekutu-Inggris. Kedatangannya disambut dengan berbagai bentuk perlawanan oleh bangsa Indonesia. Sejak 1945 hingga tahun 1950 telah terjadi berbagai macam pertempuran antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda yang dibantu oleh pasukan Sekutu-Inggris.

a.  Perjuangan bersenjata dan diplomasi

Indonesia sudah menyatakan dirinya sebagai negara merdeka. Namun, hal itu bukan berarti keadaan dalam negeri menjadi tenang. Kemerdekaan itu harus dipertahankan dari ancaman pihak asing. Untuk mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menempuh dua cara, yakni perjuangan diplomasi dan perjuangan bersenjata. Perjuangan diplomasi melahirkan beberapa perjanjian, sedangkan perjuangan bersenjata mengakibatkan terjadinya berbagai pertempuran.


1.    Pertempuran Surabaya (10 november 1945)

Pertempuran di Surabaya melawan sekutu tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yang mendahuluinya, yaitu usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang yang dimulai sejak tanggal 2 September 1945. Perebutan kekuasaan dan senjata yand dilakukan oleh para pemuda berubah mejadi situasi revolusi yang konfrontatif antara pihak Indonesia dengan Sekutu.
Meskipun Inggris dilengkapi dengan pesawat-pesawat terbang dan meriam dalam pertempuran yang lama dan pahit serta akhirnya menguasai kota, perang itu tetap dan masih dianggap suatu kemenangan oleh orang Indonesia, karena pertempuran Surabaya adalah titik balik dalam perjuangan kemerdekaan mereka. Ini merupakan suatu demonstrasi di hadapan inggris tentang kekuatan berperang dan kesediaan mengorbankan jiwa raga yang ada di balik gerakan yang sedang ditentang inggris itu (Kahin, 1995: 182). Pertempuran di Surabaya membuka jalan bagi diadakannya perundingan-perundingan diplomatik selama tahun 1946 dan awal tahun 1947 antara Belanda dan Indonesia.
Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling hebat selama revolusi, sehingga menjadi lambang perlawanan nasional. Soetomo, orang yang lebih dikenal dengan Bung Tomo meggunakan radio setempat untuk menimbulkan suasana revolusi yang fanatik ke seluruh penjuru kota. Di kota yang sedang bergolak ini kira-kira 6.000 pasukan inggris yang terdiri dari serdadu-serdadu india tiba pada tanggal 2 Oktober untuk mengungsikan para tawanan. Sekitar 2.000 TKR yang baru saja terbentuk dan sebanyak kurang lebih 120.000 orang dari badan-badan perjuangan siap untuk membantai prajurit-prajurit India tersebut, meskipun persenjataan mereka sangat tidak memadai. Pada tanggal 30 oktober diadakanlah gencatan senjata. Akan tetapi pertempuran meletus lagi dan panglima pasukan inggris setempat, brigadier jenderal A.W.S. Mallaby terbunuh. Pada tanggal 10 November subuh, pasukan-pasukan inggris memulai suatu aksi pembersihan berdarah sebagai hukuman di seluruh pelosok kota di bawah lindungan pengeboman dari udara dan laut, dalam menghadapi perlawanan Indonesia yang fanatik. Ribuan rakyat Indonesia gugur dan ribuan lainnya meninggalkan kota yang hancur tersebut.

Latar belakang pertempuran Surabaya, antara lain :

1)      keinginan Sekutu untuk merebut senjata milik Jepang yang sudah dikuasai oleh para pemuda Indonesia.
2)      Inggris yang mengingkari janjinya dengan pemerintah Indonesia, dan berhasil membebaskan seorang kolonel Belanda dari penjara dengan melakukan penyerangan.
3)      terbunuhnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby pada pertempuran 28, 29 , dan 30 oktober 1945.
4)      ultimatum Inggris yang mengeluarkan instruksi agar pemimpin bangsa Indonesia dan semua pihak di kota Surabaya menyerah kepada Inggris.


2.    Pertempuran Ambarawa

Pertempuran di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November 1945 dan berakhir pada tanggal 15 Desember 1945. Pertempuran ini terjadi antara TKR bersama rakyat Indonesia melawan pasukan Sekutu-Inggris

Latar belakang pertempuran Ambarawa, antara lain :

1)      Insiden di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri, yang kedatangannya diikuti oleh orang-orang NICA
2)      pihak Sekutu yang mengingkari janjinya terhadap persetujuan yang sebelumnya telah disetujui oleh kedua belah pihak.
3)      Sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.

3.            Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 9 november 1945, pasukan sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D Kelly mendarat di Sumatera Utara yang dikuti oleh pasukan NICA. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan. Dengah dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.

Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain :

1)      bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2)      ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah-putih.
3)      ultimatum agar pemuda Medan menyrahkan senjata kepada Sekutu.

4.       Bandung Lautan Api

Pasukan Sekutu Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan oktober 1945. Menjelang november 1945, pasukan NICA semakin merajelela di Bandung dengan aksi terornya. Masuknya tentara sektu dimanfaatkan oleh NICA untuk mengembalikan kekuasaanya di Indonesia. Tapi semangat juang rakyat dan para pemuda Bandung tetap berkobar.

Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :
1)      Pasukan sekutu Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan aksi terornya.
2)      Perundingan antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian.
3)      Bendungan sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota
4)      Keinginan sektu yang menuntut pengosongan sejauh 11km dari Bandung Utara.


5.    Peristiwa Merah Putih di Manado

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 februari 1946 di Manado. Para pemuda Manado bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan.
Adapun latar belakang dari peristiwa ini yaitu keinginan pemuda untuk merebut kembali kekuasan di seluruh Manado yang berada di tangan Belanda.

6.    Pertempuran Margarana (20 november 1946)

Pada tanggal 2 dan 3 maret 1946, lebih kurang 2.000 tentara Belanda mendarat di pulau Bali. Ketika Belanda mendarat, pimpinan laskar Bali Kolonel I Gusti Ngurah Rai, sedang menghadap ke markas tertinggi TKR di Yogyakarta.

Latar belakang pertempuran Margarana, antara lain :
1)      kedatangan Belanda yang memporak-porandakan pasukan Igusti Ngurah Rai
2)      tidak behasilnya Belanda yang membujuk Pimpinan Laskar Bali untuk bekerja sama.
3)      pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil menyerang markas Belanda yang menyebabkan kemarahan dari pihak Belanda.

7.    Perjanjian Linggarjati

Perlawanan hebat dari rakyat dan para pemuda Indonesia, untuk mempertahankan kemerdekaan menyebabkan Inggris menarik suatu kesimpulan bahwa sengketa antar Indonesia dan Belanda tidak mungkin dapat diselesaikan dengan kekuatan senjata, melainkan dengan cara diplomasi. Untuk menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda, maka pada tanggal 10 november 1946 diadakan perundingan di Linggarjati. Pihak Indonesia dipimpin oleh dr. Sudarsono, jenderal Soedirman dna jenderal Oerip Soemohardjo. Sedangkan Belanda Van Mook, serta Inggris mengirim Lord Killearn sebagai penengah. Isi persetujuan Linggarjati, antara lain :
1)      Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama membentuk negara federasi bernama Negara Indonesia Serikat.
2)      NIS tetap terikat dalam ikatan kerja sama dengan kerajaan Belanda.
3)      Belanda mengakui secara de facto RI dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto.

8.    Agresi Militer I Belanda

Pada tanggal 27 mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dalam 14 hari yang menuntut agar segera dibentuk pemerintahan sementara bersama dan pembentukan pasukan bersama. Namun ultimatum ini dijawab dengan penolakan oleh Bangsa Indonesia. Sehingga, pada tanggal 21 juli 1947 Belanda melakukan serbuan pertama ke berbagai wilayah RI. Serangan ini dikenal sebagai Agresi Militer I Belanda. Dalam waktu singkat Belanda berhasil menguasai kota-kota, sasaran utama Belanda ialah menguasai daerah-daerah penghasil devisa. Akibatnya wilayah yang dikuasai RI semakin sempit dan pada umumnya adalah daerah minus.

9.    Perjanjian Renville

Sementar peperangan sedang berlangsung, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 agustus 1947, dan segera setelah itu mendirikan suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda, dan Amerika Serikat sebagai penengah perselisihan itu. Yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara.

Dengan perantara KTN, pada tanggal 8 desember 1947 dimulantara RI dan Belanda. Perundingan diadakan ditempat netral, yakni diatas kapal perang Amerika Serikat USS enville di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sebab RI menolak berunding di daerah yang dikuasai Belanda. Perundingan akhirnya menghasilkan persetujuan yang ditandatangani pada tanggal 17 juanuari 1948 yang dikenal dengan perjanjian Renville. Persetujuan itu menmpatkan RI pada posis yang sulit. RI terpaksa mengakui pendudukan Belanda di daerah-daerah yang mereka rebut selama Agresi Militer I.

10.  Agresi Militer II Belanda

Pihak Belanda yang masih ingin menguasai wilayah Indonesia, mencari cara untuk mengingkari persetujuan yang sudah disepakati. Sebelum macetnya perundingan itu sudah ada tanda-tanda bahwa pihak Belanda akan melanggar Perjanjian Renville. Oleh karena itu, pemerintah RI sudah memperhitungkan bahwa sewaktu-waktu Belanda akan melakukan aksi militernya untuk menghancurkan RI dengan kekuatan senjata.

Seperti yang telah diduga seblumnya, akhirnya Belanda pun melakukan aksi militernya yang kedua, yang menyebabkan berhasil di dudukinya ibukota Yogyakarta. Setelah serbuan ke Yogya dan daerah RI yang lain. Belanda mengalami tekanan politik dan militer. Terutama dari USA dan negara Asia yang bersimpati pada perjuangan RI. Dari segi militer, taktik gerilya dan sistem wehrkreise yang dilaksanakan Angkatan perang RI berhasil mengacaukan strategi dan taktik Belanda. Perjuangan yang paling terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret. Karena secara militer Belanda tidak akan dapat menaklukkan RI, jalan satu-satunya untuk menyelesaikan konflik adalah kembali ke meja perundingan.

C.     Kondisi Masyarakat Pada Awal Revolusi Fisik

Laksamana Patterson (komandan garis belakang Skuadron Tempur kelima Inggris) pada tanggal 29 september 1945 mengumumkan bahwa pasukan-pasukan sekutu datang untuk melindungi rakyat dan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban hingga pemerintah Hindia Belanda yang berwenang berfungsi kembali. Pada hari yang sama, letnan jenderal Sir Philip Christison (panglima sekutu untuk Hindia Belanda) mengumumkan bahwa pasukan jepang di jawa sementara harus dipakai untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Pengumuman ini segera diikuti oleh pendaratan kontinen-kontinen kecil pasukan Belanda dibawah perlindungan Inggris (Kahin, 1995: 180).

Aktivitas pasukan Ingris yang terus mendarat dibawah perlindungan inggris dan pengumuman-pengumuman inggris yang kurang tegas, secara bersama-sama menunjukkan kepada kebanyakan orang Indonesia, bahwa pernyataan tegas kemerdekaan mereka sedang ditantang dan ini memancing reaksi mereka yang tajam. Komando sekutu memerintahkan para komandan jepang untuk menyerang dan merebut kembali kota-kota yang sudah dikuasai orang Indonesia, seperti Bandung. Dipakainya pasukan jepang oleh sekutu untuk melawan republic selanjutnya mendorong orang Indonesia untuk melawan Inggris sekaligus Belanda, dan memperkuat kecurigaan mereka bahwa Indonesia ingin dikembalikan kepada status penjajahan (kahin, 1995: 182).

D.     Kondisi Sosial Budaya Pada Masa Revolusi Fisik

Dengan mulai tibanya pihak sekutu guna menerima penyerahan jepang, maka semakin meningkatlah ketegangan-ketegangan di jawa dan sumatera serta mendorong orang-orang yang sepenuh hati mendukung Republik untuk berbalik melawan. Atas nama ‘kedaulatan rakyat’ para pemuda revolusioner mengintimidasi, menculik, dan kadang-kadang membunuh para pejabat pemerintahan, kepala-kepala desa, dan anggota-anggota polisi yang kesetiaannya disangsikan, atau yang dituduh melakukan korupsi, pencatutan, atau penindasan selama pendudukan jepang. Dalam kekacauan ini tindakan-tindakan atas nama kedaulatan kadang-kadang sulit dibedakan dari tindakan-tindakan perampokan, perampasan, pemerasan, dan pembalasan dendam semata. “Semangat merdeka menyala-nyala, sehingga menyebabkan mereka kurang dapat mengendalikan diri.” (Moedjanto, 1993:100).

Pihak  Republik kehilangan banyak tenaga manusia dan senjata dalam pertempuran Surabaya, tetapi perlawanan mereka yang bersifat pengorbanan tersebut telah menciptakan suatu lambang dan pekik persatuan demi revolusi. Banyak orang Belanda telah benar-benar merasa yakin bahwa Republik hanya mewakili segerombolan kolaborator yang tidak mendapat dukungan rakyat.  Tak seorangpun pengamat yang serius dapat mempertahankan anggapan seperti itu. Kepercayaan kekebalan, ramalan-ramalan dan tradisi-tradisi pribumi lain, mendalamnya ketegangan-ketegangan sosial pribumi atau daya tarik kekerasan bagi rakyat Indonesia, membuat gagasan mengenai suatu revolusi sosialis internasional yang akan bersifat demokratis, anti bangsawan, dan anti fasis sulit diterapkan di Indonesia.
Keadaan di dalam Republik di Jawa pada tahun 1948 sangat gawat. Kekuasaan republik secara efektif terdesak ke wilayah pedalaman Jawa Tengah yang sangat padat peduduknya dan kekurangan beras, dimana penderitaan semakin meningkat sebagai akibat blokade belanda dan masuknya sekitar enam juta pengungsi dan tentara republik. Pemerintah Republik mencetak lebih banyak uang lagi untuk menutup biaya sehingga inflasi pun melonjak. Akan tetapi, tindakan ini bukannya tanpa akibat-akibat yang menguntungkan. Dengan meningkatnya inflasi dan harga beras, maka meningkat pula penghasilan para petani dan sebagian besar hutang mereka dapat dilunasi, sementara penghasilan para pekerja merosot.

Pada tanggal 29 Agustus 1947 secara sepihak mereka memproklamirkan apa yang dinamakan “garis van mook”. Menurut garis Van Mook, republik itu dibatasi hingga lebih sedikit dari sepertiga wilayah jawa – wilayah tengah bagian timur (dikurangi pelabuhan-pelabuhan parairan laut-dalam) dan ujung yang paling utara dari pulau itu. Separuh Madura, dan bagian paling luas tetapi paling miskin dari Sumatera.

Garis van Mook menyingkirkan Republik itu dari wilayah-wilayah pertanian paling subur di Jawa maupun sumatera. Akan tetapi khusus di Jawa, situasinya sangat gawat. Wilayah yang tetap dikuasai Republik merupakan wilayah yang kekurangan pangan dengan produksi beras perkapita diperkirakan oleh pemerintah hanya 62,6 kuintal dibandingkan dengan 85,9 kuintal di daerah-daerah yang dikuasai Belanda. Di samping itu, daerah yang tersisa untuk republic ini didiami penduduk sejumlah 23 juta orang yang kemudian ditambah lebih dari 700 ribu pengungsi dari daerah-daerah yang dikuasai Belanda (Kahin, 1995: 278).

Pola makan yang berubah, pola hidup yang berubah serta tekanan-tekanan sosial ekonomi yang menghimpit menyebabkan perubahan mendasar dalam aspek-aspek fisik maupun psikologi masyarakat. Dalam aspek fisik nyata terlihat kemiskinan endemis yang makin meluas, kesehatan yang merosot serta angka kematian yang tinggi. Dalam apek nonfisik, terlihat kemiskinan mentalitas akibat rongrongan dan ketakutan yang tidak proporsional. Kegelisahan komunal dan ketidaktentraman cultural yang makin meningkat frekuensinya. Dapat dikatakan bahwa keadaan petani dan masyarakat pedesaan di jawa berada dalam tingkat yang sangat buruk. Oleh Scott disebut sebagai “subsistence level”, yaitu tingkat pemenuhan kebutuhan diri sendiri. Pemikiran yang digunakan adalah bagaimana mereka dapat sekedar bertahan hidup, dalam situasi yang makin memburuk dan suasana yang makin tak menentu kapan akan berakhir

Di sumatera, terjadi revolusi-revolusi sosial yang keras dan menentang elite-elite bangsawan. Di aceh prmusuhan sengit antara para pemimpin agama (ulama) dan para bangsawan birokrat (uleebalang) mengakibatkan timbulnya suatu perubahan yang permanen di tingkat elite. Banyak uleebalang yang mengharapkan kembalinya Belanda, dan puncaknya meletuslah perang saudara. Para uleebalang gagal untuk melaksanakan suatu perlawanan terpadu terhadap kekuatan-kekuatan pro-republik yang dipimpin oleh para ulama. Aceh dengan ideology islam, menjadi wilayah yang paling stabil di Indonesia selama masa revolusi.

Di sumatera timur, kelompok-kelompok bersenjata yang sebagian besar terdiri dari orang-orang batak dan dipimpin oleh kaum kiri, menyerang raja-raja batak pada bulan maret 1946. Penangkapan-penangkapan dan perampokan-perampokan terhadap para raja segera berubah menjadi pembantaian yang mengakibatkan tewasnya beratus-ratus bangsawan sumatera Timur, diantaranya adalah Amir Hamzah. Para politisi republik setempat serta satuan-satuan tentara setempat menentang tindak kekerasan ini, dan pada akhir bulan April para pemimpin terkemuka revolusi sosial berdarah ini ditangkap, tetapi sebagian dapat menyelamatkan diri dalam persembunyian. Perpecahan-perpecahan di dalam tubuh/kekuatan-kekuatan revolusi di sumatera timur tampak jelas dengan penindasan terhadap revolusi sosial tersebut. Semetara itu, perpecahan di kalangan elite revolusi di jawa menjadi semakin tegang ketika partai-partai politik terbentuk. Partai-partai yang penting pada masa revolusi diantaranya: PKI (Partai komunis Indonesia), Pesindo (pemuda sosialis indonesia), Masyumi, dan PNI (partai nasional Indonesia).

Semangat revolusi juga terlihat di dalam kesusastraan dan kesenian. Surat-surat kabar dan majalah-majalah republik bermunculan di banyak daerah, terutama di Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta. Keseluruhan suatu generasi satrawan pada umumnya dinamakan angkatan 45, yaitu orang-orang yang daya kreatifnya memuncak pada zaman revolusi.

E.     Peran Pers Pada Saat Revolusi Fisik

Pers pada awal kemerdekaan sebagai mitra bagi pemerintah dalam mencari kebenaran, mempertahankan kemerdekaan dan menggerakkan rakyat untuk melawan penjajah. Secara struktural, pers Indonesia tumbuh dengan baik, setiap warga negara dapat menerbitkan surat kabar tanpa adanya batasan, perizinan dan semacamnya dari penguasa. Sebagaimana dikutip oleh Smith dalam Sullivian (1967), “pada tahun 1948 Indonesia menerbitkan 45 surat kabar dengan oplah 227 ribu sehari. Ditempat yang tidak ada surat kabar, orang Indonesia menerbitkan suratkabar stensilan”. Selanjutnya, mengenagi pertumbuhan surat kabar secara fisik, dalam Garis Besar Perkembangan Pers Indonesia yang diterbitkan SPS secara luas dikemukakan bahwa di beberapa daerah pada era revolusi fisik ini terbit beberapa surat kabar Indonesia. Di Jawa misalnya, terbit beberapa surat kabar, seperti Berita Indonesia yang merupakan pelopor surat kabar dizaman kemerdekaan, Mimbar Oemoem, Sinar Deli, Berjuang, Islam Berjuang, dan Soeloeh Merdeka di Medan. Di Sumatera Tengah (Sumatera Barat, Riau dan Jambi), terbit Berjuang, Oetoesan Soematera, Pedoman Kita, Detik, Kedaulatan Rakyat dan Tjahaya Padang. Di Palembang terbit surat kabar Warta Berita, dan Soeara Rakyat. Sedangkan di Jakarta, terbit surat kabar Merdeka, Rakyat,  dan Soeara Oemoem. Di Bandung antara lain, Pewarta Oemoem, di Jogyakarta terbit beberapa surat kabar seperti Kedaulatan Rakyat, Soeara Merdeka, Suara Rakyat dan  di Semarang Sinar Baru. Untuk konsumsi tentara Inggeris/India dan kalangan yang berbahasa Inggeris dan Belanda, diterbitkan mingguan “Free Indonesia” di bawah pimpinan Abdul Madjid, dan penerbitan berkala “de Vrijheid” dan disebarkan cuma-cuma di Medan.

Periode ini ditandai pula dengan lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) tanggal 9 Pebruari 1946. Pada awal kelahirannya PWI menempatkan diri sebagai organisasi kejuangan bersama organisasi lainnya. “Pada masa tersebut, NKRI yang berusia muda mengintervensi – bahkan mensubordinatkan – organisasi wartawan PWI, tetapi untuk satu tujuan yang mulia, kemerdekaan itu sendiri. Kondisi PWI yang demikian, tidak dapat dilepaskan dari kenyataan historis bahwa NKRI yang masih berusia muda sangat memerlukan dukungan dari seluruh segmen masyarakat, dan hal ini tidak berarti mengekang kebebasan wartawan.
Setelah Belanda kembali dengan pemerintahan NICA yang membonceng tentara Sekutu, kehidupan pers Indonesia kembali mengalami tekanan. Pemerintahan otoriter yang diterapkan Sekutu dan NICA sangat mengancam kehidupan pers saat itu, karena kebenaran dianggap bukan hasil dari masa rakyat, tetapi dari sekelompok kecil orang yang sedang berkuasa, yaitu Sekutu dan NICA. Dalam kondisi yang penuh tekanan oleh Sekutu dan NICA, pers Indonesia memproklamirkan dirinya sebagai pers perjuangan yang terfokus dalam mengobarkan semangat perjuangan melawan penjajah.

Tekanan-tekanan terhadap pers Indonesia terjadi di berbagai wilayah pendudukan. Di Jakarta pada tanggal 19 April 1946 Polisi NICA melakukan penggerebekan terhadap kantor berita APB (Arabian Press Board yang kemudian berubah menjadi Asian Press Board. Pemimpin APB, Dza Shahab ditangkap dan APB dilarang menyiarkan berita apapun terutama mengenai gerakan-gerakan TNI. Disamping itu wartawan ‘republiken’ yang bekerja di daerah pendudukan, di intimidasi dan digeledah dengan dalih kolaborasi. Di Surabaya, wartawan yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda, menyingkir ke pedalaman dan disana mereka meneruskan perjuangan membela republik.

Di Medan, tekanan terhadap pers dilakukan Sekutu dengan membreidel “Pewarta Deli”, memenjarakan A.O Lubis (Wartawan) dan Rahmat pimpinan percetakan “Syarikat Tapanoeli”. Redaksi “Mimbar Oemum” A.Wahab, ditahan dan alat-alat radionya dibeslag oleh Inggeris. Demikian pula halnya Pada dengan percetakan “Soeloeh Merdeka” yang disita Inggeris pada 4 Juli 1946. Di Sumatera Tengah, percetakan “Oetoesan Soematra” dihancurkan Sekutu, dan kegiatan penerbitan terhenti pada akhir tahun 1946. Saat agresi ke – I, “Tjahaya Padang” berhenti terbit karena pimpinan dan karyawannya ditawan Belanda bersamaan dengan ditembak mati Walikota Padang Bagindo Azis Chan sebagai pendiri Tjahaya Padang. Sedangkan di Palembang, kantor surat kabar “Obor Rakjat” menjadi sasaran penembakan Belanda.

Kondisi pers pada era ini, tidak dapat dikatakan sebagai berada dalam authoritarian of the press, karena walaupun berada dalam keadaan berbagai bentuk tekanan oleh pemerintah Belanda, pers telah menem­patkan diri sebagai pers perjuangan. “Kala itu pers Indonesia dengan sama sekali tidak berpretensi sebagai pahlawan, menunaikan tugas dan kewaji­annya dengan segala keikhlasan dan penuh semangat pengab­dian mempertahan­an dan mengisi kemerdekaan yang sudah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu[3].  Perjuangan mempertahankan kemerdekaan inilah yang menurut pers pada saat itu merupakan kebenaran yang harus dipertahankan. Kalau merujuk kepada Siebert[4] dan kawan-kawan kebebasan pers saat itu dapat dikategorikan sebagai The Libertarian Theory. Karena menurut teori ini, bahwa manusia tidak perlu tergantung kepada kekuasaan (kekuasaan Belanda) dan tidak perlu dituntun dan diarahkan dalam mencari kebenaran, karena kebenaran itu merupakan hak azasi.

 Radio Rimba Raya juga berjasa sangat besar dalam menyebarkan berita tentang kemerdekaan RI. Sejak Agresi Belanda ke-dua, 19 Desember 1948, peranan radio sebagai penyampai berita di tanah air sudah dilakukan oleh Radio Rimba Raya yang beroperasi di tengah hutan raya Gayo. berita tentang Kemerdekaan Republik Indonesia itu dapat ditangkap jelas oleh sejumlah radio di Semenanjung Melayu (Malaysia), Singapura, Saigon (Vietnam), Manila (Filipina) bahkan Australia dan Eropa.

Pada awalnya, selain mengudara untuk kepentingan umum, para awak radio ini juga melakukan monitor, mengirim berbagai pengumuman dan instruksi penting bagi kegiatan angkatan bersenjata. Siaran Radio Rimba Raya di tengah hutan belantara Aceh Tengah itu, menampilkan lima bahasa, yakni bahasa Inggris, Belanda, Cina, Urdu dan Arab. Dalam tempo enam bulan mengudara, radio ini telah mampu membentuk opini dunia serta ”membakar” semangat perjuangan di tanah air, bahkan keberadaan negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Proklamasi 17 Agustus 1945 diakui oleh beberapa negara manapun di dunia. Selain berita kemerdekaan Republik Indonesia yang diinformasikan, Radio Rimba Raya juga menyiarkan berita tentang kenduri akbar di Aceh.

Ketika Konferensi Asia tentang Indonesia digelar tanggal 20-23 Januari 1949 di New Delhi, jam kerja Radio Rimba Raya diperpanjang karena banyaknya berita yang harus dikirim ke wakil-wakil Indonesia yang menghadiri konferensi tersebut.Radio ini terus berperan sampai saat pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Pemerintahan Belanda pada 27 Desember 1949 di Jakarta sebagai hasil Konfrensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.

F.    Berakhirnya Revolusi Fisik

1.    Perjuangan mewujudkan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI)

kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan, Belanda tetap saja tidak mau mengakui kelahiran negara Indonesia. Belanda masih ingin menguasai wilayah Indonesia. Masa-masa revolusi fisik merupakan masa yang cukup berat bagi bangsa Indonesia karena disamping harus berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah diraihnya harus juga berjuang mewujudkan negara kesatuan RI. Wilayah Indonesia telah dipecah-pecah oleh Belanda. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berjuang untuk merebut kembali wilayah yang menjadi miliknya melalui perjuangan diplomasi maupun angkat senjata.

2.    Perjanjian Roem Royen

Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak Internaisonal melakukan tekana kepada Belanda, terutama USA yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 27 mei 1949, RI dan Belanda menyepakati perjanjian Roem Royen. Perjanjian ini merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya Konferensi Meja Bundar yamg menjadi cikal bakal terwujudnya NKRI. Perundingan ini dilakukan untuk meredakan konflik Indonesia-Belanda setelah bangsa Indonesia dengan gigih mempertahankan wilayahnya dari segala agresi Belanda. Inti dari perjanjian ini yaitu akan dilaksanakanya KMB yang akan membahas tentang kedaulatan bangsa Indonesia.

3.    Konferensi Inter-Indonesia

Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Roem Royen, pada tanggal 22 juni 1949 diadakan perundingan formal antara RI. Hasil konferensi Inter-Indonesia yang disetujui bersama, antara lain :
1)           NIS disetujui dengan nama RIS
2)           Angkatan perang RIS adalah angkatang perang Nasional

Selain itu, disetujui pula bahwa bendera kebangsaan adalah sang saka Merah Putih, lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya, bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia, dan hari nasional adalah tanggal 17 agustus.


4.    Konferensi Meja Bundar dan Pengakuan Kedaulatan

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antar pemerintah RI dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 agustus hingga 2 november 1949, yang menghasilkan kesepakatan bahwa Belanda mengakui kedaulatan RIS. Sesuai dengan hasil KMB, pada tanggal 27 desember 1949 berlangsung upacara pengakuan kedaulatan oleh pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS.


5.    Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam penyelesaian konflik Indonesia-Belanda

PBB turut membantu dan berusaha menyelesaikan pertikaian bersenjata anatar Indonesia-Belanda selama masa revolusi fisik (1945-1950). Pada tanggal 24 januari 1949 Dewan Keamanan PBB bersidang dan dalam sidang tersebut Amerika mengeluarkan resolusi yang disetujui oleh semui negara anggota, yaitu :
1)      Membebaskan Presiden dan Wakil Presidan serta pemimpin RI yang ditangkap pada 19 desenber 1948
2)      Memerintahkan KTN agar memberikan laporan lengkap mengenai situasi di Indonesia sejak 19 desember 1948.

Dengan pengakuan kedaulatan tanggal 27 desember 1949, maka berakhirlah masa revolusi bersenjata di Indonesia dan secar de jure pihak Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS. Namun atas kesepakatan rakyat Indonesia tanggal 17 agustus 1950, RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI. Selanjutnya pada tanggal 28 september 1950, Indonesia di terima menjadi anggota PBB yang ke-60. Hal ini berarti bahwa kemerdekaan Indonesia secara resmi telah di akui dunia








BAB III
PENUTUP

Masa-masa revolusi fisik merupakan masa yang cukup berat bagi bangsa Indonesia karena disamping harus berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah diraihnya harus juga berjuang mewujudkan negara kesatuan RI. Wilayah Indonesia telah dipecah-pecah oleh Belanda. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berjuang untuk merebut kembali wilayah yang menjadi miliknya melalui perjuangan diplomasi maupun angkat senjata. aceh ikut menyumbangkan pesawat pertama bagi indonesia yaitu seulawah 001 yang kemudian berubah menjadi RI 002 kemudian mejadi cikal bakal terbentuknya garuda indonesia, serta bangsawan aceh ikut menyumbang pembangunan ibu kota jakarta seperti jalan-jalan tol dan emas di puncak tugu monas oleh teuku markam.

Akhirnya usaha Belanda untuk menguasai kembali Indonesia gagal karena ada perlawanan bangsa Indonesia dan dukungan Negara-negara yang bersimpati terutama Amerika Serikat. Bagaimanapun juga kemenangan pihak Belanda yang hampir tercapai ini, banyak menolong untuk menggalang kebhinekaan bangsa Indonesia menjadi sebuah republik kesatuan yang bersepakat terhadap apa yang ditentangnya, seandainya bukan selalu menyepakati apa yang disokongnya. Dengan demikian, akhirnya pihak Belanda harus melupakan usahanya membentuk imperium di Indonesia dan meninggalkan suatu warisan persatuan yang sangat berharga.
























DAFTAR PUSTAKA



Kahin, George McTurnan. 1995. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Surakarta: UNS Press.


Moedjanto. 1993. Indonesia Abad ke-20. Yogyakarta: Kanisius.


Ricklefs. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi




http://faisaljufri.blogspot.com/2010/12/masa-revolusi-fisik-indonesia-1945-1950.html


Review Game: Ace Combat The Belkan War




Kali ini yahwa ingin mereview sebuah game yaitu ace combat zero: the belkan war, yang di kembangkan oleh project ace dan di rilis oleh namco bandai.  Adalah permainan dengan pesawat tempur atau jet dogfight. Cerita mengambil waktu 10 tahun sebelum the unsung war. Perang yang terjadi dikarenakan lamanya krisis yang berkepanjangan dibelkan membuat banyak wilayahnya memerdekakan diri. Tidak menerima hal itu belkan berusaha mempersatukan kembali negara-negara itu dengan menginvasi bekas wilayahnya yg telah merdeka. Pemain dalam hal ini memegang karakter “chiper” adalah seorang pilot bayaran yang terbang bersama rekan yang baru dikenalnya, solo wing “pixy”.  Mereka di bayar angkatan udara ustio yang masih kekurangan pilot tempur karna baru merdeka. Seperti gaya permainan dari pendahulunya ace combat: the unsung war, tidak banyak berubah dari sisi permainan yg klasik, hanya saja disini kita dapat lebih leluasa mengkostumasi pesawat kita dengan fitur-fitur baru. 

Namun tidak seperti the unsung war kita memiliki squadron sendiri sampai 3 kru, di belkan war anda hanya memiliki satu kru atau com yang selalu menemani dan membantu anda yaitu Pixy sampai pada pertengahan permainan anda yang kemudian nanti di ganti oleh PJ. Anda dapat memerintah rekan anda dengan tombol command, ada pilihan untuk menyerang, bertahan, kembali keformasi dan menggunakan super weapon yang setiap pesawat memiliki satu jenis yang bisa dibawa dan diubah di hangar sebelum anda memulai misi. Anda dapat memilih dan membeli pesawat serta persenjataan baru dengan point yang anda kumpulkan dari setiap banyaknya musuh yang dapat anda jatuhkan dan hancurkan. Chiper (anda) adalah seorang pilot tempur yang berjuang demi kehormatan dan gengsi sedangkan rekan anda pixy ia melakukan nya untuk uang. Permainan di mulai di pegunungan yang luas yang sedang terjadi badai salju, anda di tugaskan untuk mencegat beberapa pesawat pengebom nuklir yang ingin memasuki wilayah ustio. pixy komplain pada chiper tentang tujuan berperang chiper “aku pernah dengar bahwa kamu adalah pilot yang bertempur untuk kehormatan dan gengsi, tapi hal itu lah yang akan membuat mu mati”. Dalam permainan anda akan bercakap dengan pixy, Pj, dan Awacs serta pusat control. Hal ini yang menjadi nilai lebih dari seri ace combat dengan adanya interaksi antara com dengan pemain langsung. Didalam permainan anda juga akan mendengar percakapan antar musuh, teman, dan lain-lain. Seperti halnya sebuah game, akan ada sesi khusus untuk melawan Boss. Dimana adalah para pilot elite dari musuh yang selalu bermanuver dan menembaki anda di udara. Tapi tenang, karna cockpit anda dilengkapi dengan radar  dan warning Attention yang selalu memberitahu anda apakah anda bebas dari kuncian musuh atau tidak.


 Dalam game ini sepertinya pengembang ingin menonjolkan jalan cerita yang sangat dalam yang dapat membuat emosi anda berubah-ubah, seperti setelah anda menyelesaikan beberapa misi, pixy beberapa kali bertanya pada anda “ yoo buddy, your still alive?” dan dia juga mengatakan bahwa ia sangat suka terbang bersama anda sampai pada suatu saat ia akan mengkhianati anda. Sejalan dengan berjalannya permainan anda akan di anggap sebagai pilot menakutkan bagi musuh dan membuat mereka semakin bertekad mengalahkan anda. Pada misi “battle axe” musuh munjuluki anda demonlord yang kemudian julukan itu dikenal oleh seluruh negara yang terlibat perang dan akan menjadi julukan yang melegenda. Setiap anda terjun dalam pertempuran orang-orang akan berharap banyak bahwa anda akan membawa perubahan dan kemenagan bagi mereka. Setelah pertempuran beberapa lama terjadi sampai akhirnya belkan sadar bahwa melawan beberapa negara tetangga nya yang di bantu sekutu telah membuat mereka terus kalah dalam perang. Sekutu terus masuk kewilayah belkan sampai 2/3 wilayahnya jatuh kesekutu.  Jenderal belkan menjatuhkan 12 bom nuklir di wilayahnya sendiri berharap sekutu bisa kalah dan mundur. Namun hal itu telah membunuh belasan ribu penduduk mereka sendiri. Anda akan melihat scene dimana harapan penduduk belkan hilang saat mereka melihat asap cawan yang membumbung tinggi jatuh di depan mata mereka dan mereka sadar bahwa perang akan semakin buruk dan menuju akhir. Melihat situasi perang yang semakin menyudutkan mereka para petinggi belkan setuju untuk berdamai dalam perjanjian. Namun beberapa kombatan yang tidak menerima perihal itu, mereka mulai berbalik menyerang pemerintahan belkan sendiri. Disaat inilah pixy rekan anda akan pergi dan di ganti oleh PJ. Setelah anda melawan belkan anda akan menghadapi para kombatan yang ingin agar perang terus terjadi. Sampai beberapa misi anda tidak akan tahu keberadaan pixy sampai satu saat setelah anda menjatuhkan sebuah pesawat raksasa akan ada pesan masuk yang terenkripsi yang diretas oleh pj, “yoo buddy, your still alive?”. 

Di tiga misi terakhir anda akan bermain terus tanpa dapat masuk kehangar atau menyimpan permainan anda. Disini anda harus terbang rendah di lembah yang sempit agar tidak terdeteksi radar yang akan menembakkan misil ke arah anda. Namun anda akan tetap menghadapi perlawanan di sepanjang lembah. Di sinilah kemampuan bermanuver anda di uji mampukah anda melewatinya atau akan menghantam tebing-tebing pegunungan. Pilih pesawat yang cocok untuk ketiga misi ini karna anda tidak dapat memilih pesawat lagi sampai game ini tamat. Misi selanjutnya akan lebih sulit dimana anda harus terbang masuk kedalam terowongan sempit dan menembakkan misil untuk menghancurkan beberapa hulu ledak nuklir yang akan diluncurkan. Di misi terakhir anda akan melihat scene saat rekan anda Pj jatuh tertembak oleh pesawat tak dikenal. Selanjutnya anda akan melawan pesawat tak kenal itu yang di piloti pixy, ya rekan anda pertama saat perang melawan Belkan. Pixy akan terus berkata pada anda bahwa perjanjian damai bukan lah jalan terbaik untuk dunia yang lebih baik, dia ingin menyatukan seluruh dunia dalam satu kesatuan dimana tanpa adanya batasan antara satu dengan lainnya di bawah kekuatan baru mereka. Setelah anda mengalahkan pixy, ia akan terjatuh di wilayah bekas jatuh nya nuklir dahulu dan ia sadar bahwa dirinya dibantu oleh penduduk sekitar yang ia kira telah musnah. Saat itu pixy tidak pernah terbang lagi dan ingin masuk kemiliteran di front depan agar ia tahu apa sebetulnya arti dari perbatasan di setiap negara. Saat anda di perintahkan kembali kepangkalan setelah mengalahkan pixy dengan kekuatan baru kombatan dan perang pun segera berakhir, anda akan di undang jamuan perayaan kemenangan. Anda akan melihat scene dimana chiper tidak pernah mendaratkan pesawat nya di pangkalan Ustio dan pergi meninggalkan segala bayaran, kehormatan dan kemenangannya  pada hari itu ke suatu tempat yang tak di ketahui siapa pun. Setelah scene, anda telah menamatkan game ace combat : the belkan war