Sunday, September 16, 2012

Arkeolog Malaysia Teliti Benteng Kuta Lubok




SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sejumlah pakar arkeologi dan filologi dari empat universitas ternama di Malaysia, Aceh, dan Medan, melakukan penelitian di Benteng Kuta Lubok, Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Rabu (21/09/2011). Penelitian dimaksudkan untuk mencari bukti-bukti baru tentang awal kedatangan Islam di Nusantara (mencakup Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Filipina).
Arkeolog dari Unsyiah, Dr Husaini Ibrahim MA kepada Serambi mengatakan, selain dirinya selaku Kepala Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya Unsyiah, para pakar yang ikut dalam penelitian tersebut adalah, Profesor Dr Mokhtar bin Saidin (Pengarah Pusat Penyelidikan Arkeologi Global University Sains Malaysia/USM), Dr Supriyatno MHum (ahli sejarah/arkeolog dari USU Medan), dan Hermansyah MTh MA MHum (filolog/ahli naskah dari IAIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Menurut Husaini, Benteng Kuta Lubok adalah salah satu situs paling penting dalam perjalanan sejarah Aceh dan dunia Melayu. “Selama ini banyak hipotesis (dugaan awal) bahwa benteng ini adalah peninggalan Portugis, ada juga hipotesis benteng Kerajaan Aceh Darussalam, tapi ada juga yang meyakini benteng ini adalah benteng tertua yang didirikan pada masa Kerajaan Lamuri (diyakini sebagai Lamreh sekarang) yang merupakan kerajaan tertua di Aceh,” ujar Husaini.
Karena itulah, tambah dia, tim yang terdiri dari pakar dunia melayu ini melakukan penelitian lebih mendalam untuk menemukan bukti-bukti terhadap bermacam hipotesis itu.
“Apa pun hasilnya nanti, yang pasti benteng ini punya arti sangat penting dalam perkembangan Islam di Aceh dan Nusantara. Apalagi di kawasan ini banyak ditemukan batu nisan dengan tipe atau model tertua, bahkan lebih tua dari yang ditemukan di Samudera Pasai dan daerah lainnya di Nusantara,” ungkap Husaini.
Fakta ini, kata Husaini, cukup menarik perhatian para ahli sejarah, terutama arkeolog dan filolog di Nusantara. “Pasalnya, batu-batu nisan yang kerap juga disebut batu Aceh di daerah Lamreh ini, sama dengan batu nisan yang ditemukan di kawasan Kampung Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. Bisa saja, sebelum menyebar ke Nusantara, Islam sudah duluan mengakar di kawasan Aceh Besar dan Banda Aceh,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment